Sabtu, 02 Oktober 2010

[Perang Banjar (1859-1863)] PERLAWANAN RAKYAT INDONESIA TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL BELANDA

Perang Banjar terjadi di kerajaan Banjar daerah Kalimantan Selatan sekarang.


1. Sebab umum.

- Rakyat tidak senang dengan merajalelanya Belanda yang mengusahakan perkebunan dan pertambangan di Kalimantan Selatan.

- Belanda terlalu banyak campur tangan dalam urusan intern kerajaan.

- Belanda bermaksud menguasai daerah Kalimantan Selatan karena daerah ini ditemukan tambang Batubara.


2. Sebab Khusus.

Karena Pangeran Hidayatullah yang seharusnya menjadi Sultan Banjar tidak disetujui oleh Belanda yang kemudian mengangkap Tamjidilah sebagai Sultan yang tidak berhak menjadi Sultan. Kemudian setelah Belanda mencopot Tamjidilah dari kursi Sultan, Belanda membubarkan Kerajaan Banjar.


3. Strategi Perang.

Pangeran hidayatullah dan Pangeran Antasari menggunakan strategi perang gerilya dengan membuat kerajaan baru di pedalaman dan membangun benteng-benteng pertahanan di hutan-hutan.


4. Tokoh-tokoh.

a. Dari rakyat Banjar.

Pangeran Hidayatullah, Pangeran Antasari, Aling, Tumenggung Antaludin, Tumenggung Suropati, Demang Leman, dan Muhammad Seman.

b. Dari pihak kolonial Belanda.


5. Medan Perang.

Daerah pertempuran berada di daerah Kalimantan Seltan hampir seluruhnya. Termasuk di daerah sungai barito.



6. Akhir perang.

Setelah Pangeran Hidayatullah tertangkap dan Pangeran antasari wafat, perjuangan tetap berlanjut yang di pimpin oleh Gusti Mat Seman, Gusti Acil, Gusti Arsat, dan Antung Durahman. Oleh pemimpin-pemimpin tersebut, rakyat masih bergerilya dengan se-sekali melakukan serangan kepada Belanda sampai awal abad ke-20.


7. Akibat perang.

1. Bidang politik.

- Daerah Kalimantan selatan dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah kolonial Belanda.

- Dibubarkannya kerajaan Banjar.

2. Bidang ekonomi.

- Dikuasainya tambang batubara dan perkebunan di daerah Kalimantan Selatan.

Tidak ada komentar: