Sabtu, 06 November 2010

[Perang Maluku (Patimura)] PERLAWANAN RAKYAT INDONESIA TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL BELANDA

Perang Pattimura terjadi di Maluku pada tahun 1817.


1. Sebab Umum

- Penindasan dan penghisapan oleh bangsa Belanda terhadap penduduk Maluku.

- Ketidakpuasan rakyat terhadap peraturan gubernur Maluku seperti kewajiban menyediakan perahu dan menebang kayu.

- Aturan monopoli dagang yang keras. Misalnya dengan adanya pelayaran hongi dan ekstirpasi.

- Pengawasan terhadap keamanan yang terlalu ketat.


2. Sebab Khusus

Penolakan Residen Van Den Berg terhadap tuntutan rakyat untuk membayar harga perahu yang dipesan dengan harga sebenarnya.


3. Strategi yang digunakan dalam perang

Rakyat Maluku berperang dengan cara perang gerilya dan mengumpulkan perahu-perahu untuk menyerang Benteng Durstede di Saparua. Sedangkan pihak kolonial menggunakan pasukan besar-besaran untuk menguasai kembali benteng yang telah direbut.


4. Tokoh-tokoh yang berperan.

A. Dari Pihak Rakyat Maluku.

Thomas Matulesi (Patimura), Ulupaha, Paulus Tiahahu, Cristina Martha Tiahahu, Anthony Reebok, Philipe Latumahina, dan Said Parinta.

B. Dari pihak kolonial.

Residen Van den berg, Mayor Beetjes, dan Letkol Groot.


5. Medan perang.

Medan perangnya adalah di kepulauan Maluku yang terpusat di sekitar Benteng Durstede Saparua.




6. Akhir perang.

Belanda melancarkan politik adu domba atau devide et intera kepada raja-raja dan pendeta di Maluku sehingga para pemimpin perang dapat ditangkap dan dihukum gantung di Benteng Niew Victoria Ambon sehingga berakhirlah perjuangan rakyat Maluku.


7. Akibat perang.

- Bidang Politik.

Semakin kokohnya penguasaan Belanda atas wilayah Maluku.

- Bidang Ekonomi.

Monopoli Belanda terhadap rempah-rempah dan pembuatan perahu semakin merajalela.

Tidak ada komentar: